Rabu, 28 Desember 2011

TECHNOLOGY Senjata James Bond


TECHNOLOGY  Senjata James Bond

TANPA dukungan senjata berteknologi tinggi, James Bond mungkin telah lama mati. Ini selalu dikatakan oleh Q, orang yang paling bertanggung jawab atas isi kantong agen dinas rahasia Inggris MI-6 itu. Maklum, musuh-musuhnya bukan dari kalangan sembarangan. Mereka kerap digambarkan licik dan dilengkapi dengan senjata yang modern pula.

Jangan heran jika agen bersandi 007 itu selalu memamerkan senjata baru dan canggih di layar perak. Sejak Dr. No sampai film yang terbaru, Die Another Day, yang beredar pekan-pekan ini di seluruh dunia, peralatan James Bond mencengangkan penonton. Senapan laser, jam yang bisa menembakkan sinar laser, pulpen berisi bom, mobil yang bisa berubah jadi kapal selam, hanyalah sedikit contoh dari perlengkapan canggihnya.

Tapi apakah teknologi sejumlah senjata modern itu benar-benar bisa dipakai di dunia nyata atau cuma tipuan kamera? Inilah realitasnya.

Kacamata Sinar-X Biru

Agen 007 memperoleh sepasang kacamata antisurya warna biru dari laboratorium Q dalam film The World is Not Enough (1999). Sebuah kacamata yang modis sekaligus fungsional. Dilengkapi dengan sinar-x, kacamata ini membuat Bond mampu memindai isi seluruh kasino, termasuk pakaian dalam yang dikenakan para tamu perempuan.

Kenyataannya?

Kendati idenya cemerlang dan masuk akal, penggambaran kemampuan kacamata itu dalam film sedikit berlebihan. Seperti halnya gelombang cahaya dan radio, sinar-x berwujud pancaran radiasi elektromagnetik. Di ranah medis, sinar ini sudah lazim dipakai untuk melihat struktur tulang dan organ tubuh.

Sinar-x biasa pula dipakai pada sistem keamanan di bandar udara. Dengan sinar ini, petugas bisa memantau isi koper penumpang dan hasilnya ditayangkan di layar monitor. Mesin sinar-x mampu menyorot obyek berbahan metal seperti pisau, pistol, juga kawat pengencang kutang (tapi bukan kutangnya sendiri). Hanya, sinar-x baru bisa bekerja apabila barang yang dipindai tak bergerak. Obyek yang bergerak sulit ditangkap oleh sinar-x.

Sebenarnya ada perangkat yang lebih canggih—dan lebih masuk akal—untuk Bond. Namanya hand-held ultrasound flashlight. Diciptakan oleh para ilmuwan di Carnegie Mellon University, Amerika Serikat, peranti genggam ultrasuara ini berbentuk mirip senter. Fungsinya sama dengan sinar-x, sebagai alat pemindai (scanner). Peranti ini sejatinya miniatur dari alat untuk mengintip janin di dalam rahim yang biasa dipakai para dokter kandungan. Begitu ditempelkan ke perut pasien, ia akan memancarkan gelombang suara menembus tubuh. Gema suara yang memantul kembali ke alat akan menghasilkan sebuah citra hidup dan bergerak.

Senapan laser

Senjata ini dipakai astronaut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam sebuah adegan film James Bond berjudul Moonraker (1979). Aksi pertempuran melawan anak buah Drax, musuhnya, pun berlangsung seru. Adegan ini mengingatkan orang pada film Star Wars karya George Lucas.

Kenyataannya?

Laser—singkatan dari light amplification by stimulated emission of radiation— merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnet. Hanya, sinar laser memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada radio maupun microwave. Selain metode pembuatannya unik, kekuatan pancaran sinar laser juga bisa diatur.

Dewasa ini laser telah dipakai di pelbagai bidang, dari telekomunikasi, kedokteran, sampai militer. Para dermatolog bahkan sudah biasa memanfaatkan laser untuk membasmi jerawat di wajah. Militer Amerika Serikat pun sudah punya senjata laser perontok peluru kendali jarak menengah.

Tiruan Sidik Jari

Pada film Diamonds Are Forever (1971), Q merancang satu set sidik jari palsu milik tokoh Peter Franks. Sidik jari itu terbuat dari lateks. Agen 007 lalu memakainya sehingga seolah-olah ia memiliki sidik jari Franks, antek tokoh antagonis Blofeld.

Kenyataannya?

Cetakan palsu dari campuran bahan sederhana memang dapat menipu sistem keamanan berdasarkan sidik jari seseorang. Para ilmuwan di Jepang baru-baru ini bahkan berhasil mengelabui sebuah alat keamanan dengan menggunakan sidik jari palsu yang terbuat dari cetakan agar-agar.

Alat Bantu Pernapasan

Dalam film Thunderball (1965) ada adegan Bond berkelahi melawan musuhnya di bawah air. Tiba-tiba, lawan berhasil mencabut selang tabung oksigen milik Bond. Dalam keadaan darurat itu, Bond teringat bekal dari Q: sebuah alat bantu pernapasan berukuran mini. Berkat alat ini, agen 007 bisa bernapas kembali selama kurang lebih 4 menit di bawah air. Dan nyawanya selamat.

Kenyataannya?

Idenya boleh, tapi terlalu fantastis. Mengapa? Alat berukuran sebesar pena itu terlalu kecil untuk menyimpan oksigen. Sebagai perbandingan, sebuah tabung oksigen berukuran 3,8 liter hanya cukup untuk bernapas selama 30 menit. Tabung bantuan pernapasan terkecil yang ada saat ini berisi 0,5 liter udara. Ukurannya kurang lebih sama dengan kaleng minuman ringan, dan hanya cukup buat bernapas selama 2 menit atau 40 kali tarikan napas.

Robot Q

Robot pengamat lingkungan yang muncul di film A View to a Kill (1985) ini dioperasikan lewat kendali jarak jauh. Kamera dan mikrofonnya bisa mengirimkan informasi ke kendaraan operasional Q. Robot yang dijuluki "the snooper" ini sempat mengintip kemolekan tubuh salah satu cewek Bond, Stacy Sutton (diperankan oleh Tanya Roberts), yang baru keluar dari kamar mandi tanpa busana.

Kenyataannya?

Setelah serangan teroris ke New York, 11 September 2001, sejumlah robot eksperimental seperti kepunyaan Q terlihat mondar-mandir di sekitar reruntuhan menara kembar WTC. Dilengkapi dengan alat-alat sensor, mesin-mesin pintar itu diperintahkan untuk mencari panas, cahaya, gerak, dan warna tertentu, yang kemungkinan besar merupakan tanda adanya korban yang masih hidup. Robot digerakkan oleh roda-roda bergerigi dan sanggup menyingkirkan tumpukan beton jauh-jauh.

Robot yang dipakai di WTC dikemudikan lewat kabel atau pengendali jarak jauh. Beberapa di antaranya mengangkut robot yang lebih kecil. Dikenal dengan nama robot "berkantong"—karena mirip kanguru—mesin tersebut dapat mengeluarkan "anak"-nya untuk melakukan manuver di celah yang sempit atau mendaki medan yang sulit.

Ransel Jet

Salah satu perangkat James Bond yang paling mencengangkan (waktu itu) adalah ransel jet (jetpack), yang muncul sesaat dalam Thunderball (1965). Bond mengikatkan diri ke ransel tersebut dan melayang melewati tembok tinggi, menuju mobil Aston Martin DB5 yang telah menanti di bawah.

Kenyataannya?

Ransel jet memang benar-benar ada. Versi aslinya dikembangkan oleh Bell Textron Laboratories untuk keperluan militer. Peranti ini digerakkan oleh sejumlah gas nitrogen bertekanan tinggi yang dilepaskan melalui selang untuk memberikan tenaga dorong ke atas. Teknik ini dikenal sebagai penggerak roket tanpa pembakaran.

Kemampuannya lumayan. Ia sanggup menerbangkan beban (manusia) sampai ketinggian 9 meter dengan kecepatan 11-16 kilometer per jam. Tapi buat keperluan militer memang kurang andal. Militer Amerika Serikat tak memakainya. Akhirnya ransel terbang itu cuma dipakai sebagai salah satu atraksi dalam acara pembukaan Olimpiade Los Angeles 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar